![]() |
Memulai segala sesuatu dengan nama Allah... dan Bersyukurlah, karena rasa syukurlah yang membuat hati bahagia ^^ Ganbatte Kudasai!!
Selasa, 28 Januari 2014
Sabtu, 25 Januari 2014
Ekskursi ke-2 Cikamuning
Bismillah...
“Ekskursi ke-2, Packing SPIRIT — bersemangat “
(copy of status fb 23 Januari 2014 pagi).
(copy of status fb 23 Januari 2014 pagi).
Sebuah
status yang Aku tuliskan sebelum berangkat menuju kampus pagi itu. Pada hari
sebelumnya, salah seorang dosenku di Geologi, berpesan untuk berkumpul di prodi
jam 7 pagi, karena akan dilaksanakan ekskursi. Ekskursi kali ini sedikit
berbeda dari yang sebelumnya, pertama, peserta dari ekskursi ini hanya 7 orang
(*geologist on seven), yang kedua, ekskursi kali ini didampingi oleh 3 dosen
dan 2 asisten dari bidang keahlian yang berbeda-beda, dan yang ketiga, ekskursi
kali ini sangat dingiiin J, ini disebabkan karena hujan
yang mengguyur kota bandung belum berhenti sejak subuh.
Sengaja
Aku tuliskan status diatas, untuk menyemangati diri sendiri, agar tetap
bersemangat meskipun cuaca sedang kurang bersahabat untuk dilaksanakannya
ekskursi. Aku dan Norma sampai di prodi jam 7 lewat, dan teman-teman telah
berkumpul di prodi, hanya tinggal menunggu 1 orang lagi. Beberapa peralatan
untuk ekskursi telah dipersiapkan oleh dosenku, seperti : kompas geologi, palu
geologi, dan lup.
Menuju TKP :D |
Jam 8 ...
Hujan
masih terus mengguyur kota Bandung, tapi kami harus berangkat sekarang, dan sepertinya
hujan akan tetap setia menemani ekskursi kali ini. Kami berangkat menggunakan 2
mobil, 1 travel yang diisi oleh 7 geologist on7 dan 2 orang asisten, serta 1
mobil avanza yang membawa rombongan para dosen. Tujuan pertama lokasi ekskursi
adalah daerah Cikamuning, Padalarang.
Mie Ayam Manis |
Kurang
lebih 1 jam kami diperjalanan, sampailah di sebuah Rumah Makan Khas Sunda, di
daerah Padalarang, disana kami singgah untuk sarapan pagi. Aku memesan mie
ayam, terfikir ingin makan sesuatu yang pedas untuk melawan dingin. Ternyata,
ideku gagal, karena mie ayam yang disuguhkan, sungguh sangat manis L. Sambil makan, para dosen sibuk
bercerita tentang “topik berbau geologi”, hal yang terlihat sangat menarik bagi
mereka, Aku sesekali menyimak dan mengangguk-angguk, sambil terus menyantap mie
ayam manis.
Kurang lebih Jam 10...
Narsis :) |
Hujan
masih tetap setia. Kami berangkat menuju lokasi singkapan batuan karbonat di
Cikamuning. Bila dibandingkan dengan lokasi ekskursi sebelumnya, akses menuju
singkapan di daerah Cikamuning sangat menantang. Kami berjalan satu-persatu
menyusuri jalan tanah kuning kecil yang becek karena hujan, jalan ini terlihat
semakin lama semakin mendaki, dengan sudut yang hampir mencapai 900.
Aku satu-satunya peserta yang menggunakan rok merasa sangat khawatir, bisa
mendaki jalanan licin ini atau tidak, apalagi sebelumnya beberapa dosen telah
beberapa kali “menyinggung” pakaian yang aku kenakan J, ditambah lagi dengan sebuah
payung pink yang menambah “rempong”
pendakian ini. Terdengar, asisten geologi dasar, nyeletuk :
“Itulah
kenapa kalau ke lapangan itu gak boleh membawa payung, menambah repot, apalagi
kalau membawa rok J”....
(Duh, kena lagi deh...hehe...)
Akhirnya setelah
melalui perjuangan panjang yang tak tergambarkan, sampailah kami di depan
singkapan cantik di Cikamuning. Rasanya terbayar, perjuangan pendakian tadi,
dengan sambutan singkapan yang sangat menawan di depan mata. Aku segera
mengeluarkan kamera, dan mulai action (*taking
picture).
Pak Yan (dosen
mata kuliah Paleontologi), segera mengambil alih komando di lapangan, dan mulai
menanyakan beberapa pertanyaan, yang memicu diskusi. Beberapa hal yang Aku
ingat dari apa yang disampaikan Pak Yan, hal pertama yang harus kita lakukan
apabila melihat singkapan adalah melihatnya dari jarak agak jauh, agar kita
bisa melihat singkapan itu secara keseluruhan, dengan begitu kita juga dapat melihat
perlapisannya. Untuk mengetahui jenis batuan pada singkapan, kita bisa
menggunakan HCl untuk mengetesnya, apabila batuan tersebut tergolong karbonat,
maka ia akan bereaksi (*ngecos) apabila ditetesi HCl.
Penjelasan Dosen |
Kemudian diskusi
dilanjutkan oleh asisten mata kuliah Sedimentologi, yang membahas mengenai
perlapisan batuan pada singkapan. Ada lapisan yang tebal dan tipis. Kontak
antar lapisan, ada yang tajam dan berangsur. Penjelasan dilanjutkan dengan
menggambarkan lingkungan pengendapan yang “mungkin” dari singkapan batuan
tersebut. Dijelaskan lebih lanjut bahwa karbonat, berada pada lingkungan
pengendapan yang JUST RIGHT, yaitu mendapat sinar matahari yang cukup,
salinitas yang baik, serta lingkungan laut yang bersih.
Selanjutnya
Pak Aswan (dosen Geologi Sejarah) melanjutkan diskusi, dengan menjelaskan sejarah
dari singkapan batuan di Cikamuning yang termasuk formasi batuan RajaMandala
ini. Formasi ini berumur Oligo-Miosen
atau berada pada zaman Kuarter. Selain
itu dijelaskan juga, fosil yang terdapat pada singkapan ini sangat berguna
untuk mengetahui lingkungan pengendapannya. Ada hal yang disinggung Pak Aswan,
yang pernah menjadi pertanyaan besar di kepalaku. Karbonat itu berada pada
lingkungan pengendapan marine (laut),
terkadang juga bisa di danau, trus kenapa sekarang kita temukan di daratan? Jawabannya,
lagi-lagi karena proses geologi yang terjadi, yaitu pengangkatan (uplift).
Terakhir,
asisten mata kuliah geologi dasar, menjelaskan mengenai proses geologi yang
terjadi pada singkapan tersebut. Selain itu, pada salah satu bagian singkapan
terlihat terjadinya sesar naik (*hanging
wall naik terhadap footwall).
Lokasi ke-2 |
Setelah berdiskusi
dan mendapatkan banyak penjelasan, kami pun diminta untuk menentukan strike dan dip dari perlapisan batuan ini, dengan menggunakan kompas geologi. Untuk
menentukan ini, kami mencari sebuah lokasi yang sedikit lebih teduh dari hujan
dan berada di bagian bawah singkapan. Satu-persatu diminta mengukur strike dan
dip. Adapun cara untuk mengukur strike, kami menempelkan badan kompas pada
papan bantuan yang sama kemiringannya dengan kemiringan lapisan, selanjutnya posisi
kompas digeser, sampai mata sapinya berada di tengah-tengah, tapi tetap dalam
kondisi menempel. Adapun untuk mengukur dip, dengan meletakkan kompas pada
posisi tegak lurus strike, dan memutar water-pass
sampai tepat berada ditengah.
Setelah semuanya
mencoba mengukur strike dan dip, kami kembali ke mobil, tetap dengan *full
fighting J.
Makan bersama, after excursion |
Satu hal
yang sangat kuingat dari ekskursi ini, adalah wejangan dari para dosen tentang
profesi seorang geologist, yang sangat akrab dengan lapangan. Ia sampai bertanya
:
“Bagaimana udah mantap jadi
seorang Geologist?”
Aku menjawab dengan senyum, yang
Aku sendiri masih sulit untuk menerjemahkannya.
#Enjoy It#Allah_selalu_punya_skenario_TERINDAH
=See U in the Next Excursion=
Langganan:
Postingan (Atom)