Bukit Berbatu!
Sebuah
destinasi yang merayuku untuk menutup liburan kali ini disana. Ajakan ini
pertama kali datang dari teman sekelasku (Mas Ali) tepat H-1 sebelum
keberangkatan, sempat bingung juga saat memutuskan untuk berangkat, mengingat
daerah ini berlokasi di Cianjur, cukup jauh dari Bandung. Akhirnya setelah mengingat,
menimbang, dan akhirnya tepat di hari H, Aku putuskan YESS J.
Berangkat
bersama ke-7 orang temanku, 5 cowok, dan 3 cewek (termasuk Aku). Kami menaiki
angkutan umum bis jurusan Bandung-Cianjur-Sukabumi, perjalanan ditempuh dalam
waktu 3 jam dengan ongkos 20ribu, dan berhenti di daerah Warung Kondang-Cianjur.
Untuk menuju daerah Gunung Padang, ternyata kami harus menggunakan angkutan
umum lagi, yaitu angkot dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Jalanan yang
ditempuh angkot cukup ekstrem berbatu, membuat kami para penumpang mengangguk-angguk terpaksa selama di
perjalanan. Akhirnya angkot berhenti di sebuah plang bertuliskan “Situs Megalithikum
Gunung Padang 6 km”, rupanya inilah jarak terjauh yang bisa ditempuh angkot
ini. Kami turun dan mulai berjalan, belum jauh kami berjalan, lewatlah sebuah
mobil kap terbuka membawa pisang, dan refleks salah seorang temanku menyetop
mobil ini :
“Gunung Padang Pak”...ujarnya
“Naiklah...” jawab sang empunya mobil....
Akhirnya resmilah kami, seperti penjual
pisang di atas mobil J.
Jalur
yang kami tempuh kanan-kirinya dihiasi pemandangan perkebunan teh, yang
terakhir baru kuketahui, kalau ini merupakan perkebunan teh sosro, salah satu merk teh yang terkenal
di negeri ini.
Kami
diturunkan di plang yang bertuliskan “Situs Megalithikum Gunung Padang 2 km”,
artinya kami harus berjalan sejauh 2 km lagi menuju destinasi itu. Sangat merasa
terbantu dengan mobil tadi yang telah meringankan perjalanan kami sejauh 4 km (Thanks a lot Pak J).
It's not selfie :) |
Perjalanan
kami habiskan dengan santai, sambil sesekali mengambil beberapa foto (narsis J).
Tak terasa, kami telah sampai di gerbang Gunung Padang, sebelum memasuki area,
terlebih dahulu kami harus meminta izin dengan petugas yang berjaga di depan
situs. Untuk menuju situs ini, ada 2 jalur yang bisa ditempuh, pertama tangga
asli yang tersusun atas balok batu khas situs ini, dan yang kedua, tangga yang
dibangun saat Ibu Negara (Ibu Ani), akan mengunjungi situs ini. Kami memutuskan
mengambil jalur pertama, dengan alasan “biar
lebih berasaa J...”
Aku
tidak menghitung berapa anak tangga yang dinaiki sampai pada puncak situs ini. Sebuah
pemandangan yang sangat menakjubkan didepan mata kami membuat semua berbinar,
dan melupakan rasa letih yang terasa. Balok-balok kayu berserakan dengan
berbagai posisi diatas, diantara hijaunya rerumputan. Beberapa balok kayu,
tampak berdiri tegak, dan beberapa yang lain tersusun dengan rapi secara
horizontal.
Bukit Berbatu! |
Dari
seorang pemelihara situs ini (Pak Nanang), kami mendapatkan beberapa cerita
tentang situs ini. Konon, daerah ini merupakan sebuah istana kerajaan besar,
dan mungkin bekas kerajaan Sunda Prabu Siliwangi. Daerah ini dikelilingi oleh
lima gunung, salah satunya bernama Gunung Gede. Satu hal yang sangat unik dari
situs ini, batuan yang diatas lebih tua umurnya dari batuan dibawahnya (tidak
mengikuti hukum Steno). Salah satu penyebabnya, para ahli memperkirakan bentuk
bangunannya dulu berbentuk piramid, jadi kemungkinan yang bagian atasnya
dibangun terlebih dahulu. Satu fakta lagi, di daerah ini tidak ada tanda-tanda adanya
gunung berapi, jadi kemungkinan besar batu-batu yang berada di situs ini,
dulunya dibawa dari tempat lain. (Yang
menjadi pertanyaan, di angkut pakai apa batu-batu tersebut???)
Bersama Pak Nanang |
Matahari
sudah mulai turun, hampir menjelang magrib. Kami mendapatkan banyak hal dari
Pak Nanang, dan 1 hal yang unik yang diceritakan Bapak, bahwa dulu ada yang
tinggal disini bernama MAU, MAU disini bukan harimau paparnya, tetapi Manusia
Unggul...
3 super woman |
Yah,
apapun yang diceritakan, dan apapun yang kami dapatkan disini, kami belajar
banyak hal...”Melihat keindahan Indonesia, membuat kita semakin mencintai
Negeri ini, dengan segala pesonanya” J.
=Thanks
a lot buat Tim MAU
(Ky2, Norma, Mas Ali, Kak Awal, Kak Ono, Isa, Jeffry)=
(Ky2, Norma, Mas Ali, Kak Awal, Kak Ono, Isa, Jeffry)=
Tim MAU |
*Padang = Kata “padang’”
dalam bahasa Sunda berarti caang atau terang
benderang. Ada juga pengertian lain dari istilah “padang”, yaitu: pa (tempat), da (besar;
agung), dan hyang (eyang; moyang; leluhur), dari ketiga kata tersebut kemudian
kata ‘padang’ dimaknakan sebagai tempat agung para leluhur.
(http://www.indonesia.travel/)
(http://www.indonesia.travel/)
*Sunda = Suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar